Nepotisme
Nepotisme
Melarang paus di seluruh masa untuk mewariskan tanah milik, kantor atau
pendapatan kepada saudara, dengan pengecualian bahwa seseorang saudara yang
paling bermutu dapat dijadikan kardinal. Kurang lebih
begitu isi “bulla kepausan”. Bulla kepausan adalah sebuah aturan kepausan yang
dikeluarkan pada masa Paus Innosensius XII.
Setahu saya, berawal
dari peristiwa inilah, mulai muncul istilah Nepotisme.
Pada masa Paus sebelumnya, sudah menjadi sebuah tradisi bahwa keponakan
Paus, mesti memiliki kedudukan. Seperti kita ketahui, paus tidak memiliki anak.
Karena sudah mengambil janji suci(chastity).
Namun, saya tidak ingin membahas cukup dalam mengenai “bulla kepausan”. Sebab,
pengetahuan saya terbatas soal itu.
Sempat terbesit
pikiran tentang Nepotisme. Meski tak
sering, terkadang membuat saya agak resah. Hanya karena alasan cukup konyol. “ Perilaku
nepotisme, apakah salah ? mengapa tidak ada Komisi Pemberantasan Nepotisme ?”
kurang lebih seperti itu keresahan saya.
Entah mengapa saya tak tertarik tentang korupsi dan kolusi. Mungkin,
karena sudah ada KPK.
Menurut KBBI, Nepotisme berarti memilih saudara atau
teman akrab berdasarkan hubunganya, bukan berdasarkan kemampuannya. Artinya
bila memilih saudara namun sesuai dengan kemampuan. Artinya, apakah seperti itu
bukan nepotisme ?
Suatu ketika, ada seorang
Kepala Sekolah, menunjuk keponakanya untuk mengajar sebagai guru di sekolah
yang ia pimpin. Sedangkan sudah sejak awal, Kepala Sekolah itu menasehati dan
memberitahu keponakannya. Agar selama menjadi mahasiswa, untuk aktif
berorganisasi dan mengembangkan keterampilannya (bakat/minat). Lalu, setelah
masuk ke sekolah. dan mengajar salah satu ekstrakulikuler. Sekolah tersebut,
sering mendapat juara. Kategori ekstrakulikuler yang dibimbing oleh keponakan,
Kepala Sekolah itu.
Bahkan, ada juga
kisah yang membuat saya terkadang abu-abu. Tentu, tentang nepotisme. Seperti Mahatma Gandhi, dalam buku Autobiografinya. Ia
menceritakan tentang kisahnya waktu muda. Dimana saat itu, Gandhi sudah
diterima di salah satu Akademi Samaldas bertempat di Bombay. Merasa tidak mampu
mengikuti perkuliahan, akhirnya Gandhi memutuskan keluar. Tak lama berselang,
seorang sahabat ayahnya, bernama Majvi Dave menyarankan dan menawarkan agar
Gandhi melanjutkan studi ke Inggris, untuk menjadi advokat. Bahkan ia berjanji
akan mengatur agar Gandhi bisa
melanjutkan studi di Inggris. Dan mewujukan impian ayahnya untuk menjadi
Advokat. Jangan tanya hasilnya, Gandhi diterima.
Ada juga kisah
tentang Soekarno. Dimana sosok bapaknya, yakni Raden Soekemi. Yang mengarahkan
Soekarno, agar ia bisa diterima di Hogere
Burger School (HBS). Sebagai gerbang menuju pintu masuk perguruan tinggi.
Akan tetapi, ada sikap ganjil yang dilakukan oleh Raden Soekemi demi pendidikan
Soekarno. “Bapak sudah tahu apa yang harus dilakukan. Dia menggunakan pengaruh
kawan-kawannya untuk memasukan aku ke sekolah menengah (HBS)”. Pernyataan
Soekarno kepada Cindy Adams.
Lain lagi dengan
kisah Raden Mas Soewardi. Iya betul, nama asli dari Ki Hadjar Dewantara. Dalam
novel biografinya, yang ditulis oleh Haidar Musyafa. Kehebatan seorang Pahlawan
Pendidikan Nasional ini, ternyata tak terlepas dari peran besar sang Kakak
kandung, yakni Soerjopranoto. Alkisah, ketika Ki Hadjar mengalami stress luar
biasa. Karena tidak lulus ujian dan keluar dari STOVIA (sekolah calon dokter).
Ia memilih untuk bekerja, akan tetapi, ia bingung. Akan bekerja dimana dan
sebagai apa ?. Berkat saudara
kandungnya, Soerjopranoto. Dan kedekatan saudaranya itu dengan pemerintah
Hindia-Belanda, waktu itu. Akhirnya Ki Hadjar diterima bekerja sebagai Pegawai
Admin di Pabrik Gula Kalibogor.
Kisah seorang Kepala
Sekolah, Mahatma Gandhi, Soekarno dan Raden Mas Soewardi. Hanya sedikit kisah
yang saya ketahui. Dan layaknya manusia biasa. Ternyata mereka juga menyimpan
banyak misteri. Mengenai nepotisme, memang
saya tak tahu pasti. Bagaimana seseorang itu dikatakan melakukan tindak nepotisme. Ataukah yang mereka lakukan
hanya siasat. Bukan nepotisme. Saya
tak tahu benar. Akan tetapi, bila benar, mereka melakukan tindak
nepotisme. Dan itu artinya, mereka
melakukan kejahatan. Apakah kita akan mengutuk mereka ? terserah anda. Saya
hanya percaya mereka semua memiliki kemampuan (ability). (rif)
Greget nemen, bagiku...
BalasHapustulisan e wong pengangguraan. wkwk
Hapus