Menemukan Keselamatan


Akil memacu motornya yang 125 cc itu menuju SPBU terdekat. Mengisinya dengan bahan bakar pertamax. Penuh satu tangki. Ia bayar tiga puluh ribu rupiah pada pelayan SPBU. Cash

Motor digas geradakan. Oper gigi satu menuju gigi dua terdengar cukup keras.

Ceklakk !... ceklakk!...

Gass kembali ditancapkan. Ia geber hingga jarum spedometer menunjuk angka 80 Km/Jam.

HP yang tersaku pada jaket kusamnya bergetar. Rrrrtttt...rrrtttt..getarannya berkepanjangan. Itu tanda ada sebuah telpon masuk. Entah lewat WA telepon atau telepon biasa

"Duh...jambu ki mesti wong e. Wes poraakkk" gumam Akil dalam hati

Ia kembali fokus pada jalanan dan tangan kanannya yang menstabilkan laju motor: 80 km/jam

Ia mengurangi kecepatan motornya pelan-pelan. Lalu berhenti di pinggir jalan. Membuka resleting jaket bagian tengah. Lalu mengambil HP yang tersaku di bagian dalam jaket sebelah kiri

Terdengar suara mbak-mbak pemandu GPS. "200 meter lagi tujuan anda akan sampai"

Akil pelan-pelan mengendarai sepada motornya itu. Sambil tolah-toleh melihat nomer alamat rumah yang sesuai petunjuk. Jl. Aceh, No.36. "Tujuan anda telah sampai" spontan terdengar suara mbak-mbak GPS dari HPnya lagi.

"Wah iki pas alamate" gumam Akil sendiri.

Akil memencet bel yang terdapat di depan pintu pagar. Sebuah pagar yang tinggi. Tertata rapi kayu-kayu yang diplitur dengan kualitas apik

Terdengar Suara sandal yang bergesekan dengan tegel. Langkah kaki pelan-pelan mendekat ke arah pagar kayu berplitur gagah berkilau itu. Ditarik pagar rumah Jl. Aceh No.36 itu

Sreekkkk........

"Halo Mas, saya dari kurir J. Ini barang kirimannya sampeyana"

"Halo Mas. Terima kasih ya sudah mengantarkan paketan berupa isi dokumen penting ini. Satu jam lagi saya harus presentasi proyek perbukuan soalnya. Nah dokumen ini jadi bahan termutakhir presentasi saya nanti. Untung sebelum mulai, dokumen sudah di tangan

Sekali lagi terima kasih, Mas. Maaf tadi membuat sampean tergesa-gesa. Saya telpon via WA, saya telpon biasa juga. Terima kasih telah menyelamatkan materi presentasi dan citra lembaga kami dihadapan klien sejam lagi." Paparnya

"Sama-sama, Mas. Sudah tugas saya sebagai kurir ya seperti ini Mas. Apalagi tadi masnya sudah memberi rambu-rambu jika dokumen segera diantar dan bersifat penting. Saya langsung tancap gas membaca pesan itu" jawab Akil

"Tapi saya salut dengan pelayanan yang sampeyan dedikasikan, Mas" ujar si pemesan jasa kurir tersebut

Akil pamit meninggalkan si pemesan jasa kurirnya tadi. Lalu ia nyalakan mesin motornya. Pergi meninggalkan rumah Jl. Aceh No. 36. Lalu Ia kendarai motor 125 cc itu lebih lirih sekitar 25 km/jam

Dalam perjalanan ia merenung. Sambil mengingat-ingat kalimat yang keluar dari mulut si pemilik dokumen penting yang diantar Akil tadi

"Pekerjaanmu telah menyelamatkanku"

"Benar kata orang itu. Bekerja adalah tindakan saling menyelamatkan. Aku sepakat dengan itu. Ini yang kucari sebab- musabab kenapa manusia itu bekerja?" Dialog Akil dengan diri sendiri dan motor dalam keadaan melaju pelan.

"Lalu bagaimana menyoal karya ya? Kenapa ya seseorang itu kok berkarya?"

Motor melaju pelan. Akil masih belum menemukan alasan subyektif, kenapa seseorang itu berkarya ?

Ia kurangi laju motornya. Lalu minggir dan berhenti pada penjual es degan. Memesan satu gelas es degan sambil ngudud. Udut andalannya berlogo "234" itu

Setelah empat kali hisapan rokok. Akil terbesit dalam hati dan akalnya. Jika selama ini dia menemukan dirinya tiap kali melukis maupun menggambar pada media apa saja

Ada sebuah kepuasaan batin dari penemuan-penemuan baru itu. Entah secara proses pelukisan dan rupa. Ataupun penemuaan yang bersifat "diri"

Aku sedang menemukan diriku ketika aku berkarya. Iya benar, iya benar seperti ini. Karya adalah proses penemuan.

"Oke. Mashook iki. Karya adalah proses penemuan" gumam Akil diikuti wajah sumringah

Secara sekaligus. Bekerja dan berkarya merupakan suatu bagian yang terikat, mungkin juga tertakdir, dimana jika keduanya berjalan seimbang.

Kita sebenarnya sedang saling menyelamatkan satu sama lain lewat penemuan-penemuan. Hingga akhirnya menemukan keselamatan. Lewat bekerja dan bekarya. Atau pun sebaliknya.

"Bekerja adalah tindakan saling menyelamatkan. Berkarya adalah proses penemuan-penemuan" simpulan Akil

Untuk sampai pada simpulan itu. Satu gelas es degan habis. Sebatang rokok 234 habis juga. Kemudian rokok itu dikecek di asbak.

Ketika beranjak membayar satu gelas Es Degan. HP Akil bergetar pendek. Brrrtt...brrt... tanda ada pesan WA masuk. Begitu dibuka, ternyata WA dari Doi. isi pesannya seperti ini:

"Kamu jadi serius sama aku apa gak ? "

Komentar

Postingan Populer